sejarah perkembangan nuklir
NAMA : REYVAN A. TUNLIU
KELAS : X TKJ 1
MAPEL: TJKT
Telusur Awal Mula Penemuan hingga Percobaan Pertama Energi Nuklir
Jejak nuklir paling awal dapat ditelusuri lewat temuan uranium, di mana pertama kali ditemukan pada tahun 1789 oleh Martin Klaproth, seorang ahli kimia Jerman, yang ia namai dari planet Uranus.
Dilansir dari World Nuclear Association, secara berturut-turut, para penemu saling terhubung dalam menemukan fisi nuklir. World Nuclear Association menerbitkan artikel berjudul "Outline History of Nuclear Energy", diperbaharui pada 2020.
Selanjutnya, radiasi pengion ditemukan oleh Wilhelm Rontgen pada tahun 1895, dengan melewatkan arus listrik melalui tabung kaca yang dievakuasi dan menghasilkan sinar-X terus menerus yang saat ini dikenal untuk kebutuhan rontgen.
Kemudian pada tahun 1896, Henri Becquerel menemukan bahwa pitchblende (bijih yang mengandung radium dan uranium) menyebabkan pelat fotografi menjadi gelap. Ia menunjukkan bahwa ini disebabkan oleh radiasi beta (elektron) dan partikel alfa (inti helium) yang dipancarkan.
"Villard menemukan jenis radiasi ketiga dari pitchblende: sinar gamma, yang hampir sama dengan sinar-X," tulis World Nuclear dalam artikelnya.
Secara berangsur-angsur, di tahun 1896, Pierre dan Marie Curie memberi nama 'radioaktivitas' untuk fenomena ini, dan pada tahun 1898 mengisolasi polonium dan radium dari bijih campuran.
Baca Juga: Para Mata-Mata yang Membocorkan Rahasia Bom Atom Ke Uni Soviet
Perkenalan dengan Radium mulai masif digunakan. Radium kemudian digunakan dalam perawatan medis. Samuel Prescott di tahun 1898, menunjukkan bahwa radiasi dapat menghancurkan bakteri dalam makanan.
Ernest Rutherford mengembangkan pemahaman yang lebih lengkap tentang atom. Tahun 1919, dia menembakkan partikel alfa dari sumber radium menjadi nitrogen dan menemukan bahwa penataan ulang nuklir sedang terjadi, melalui pembentukan oksigen.
"Dari sekian banyak ilmuwan, Niels Bohr adalah ilmuwan lain yang memajukan pemahaman manusia tentang atom dan cara elektron diatur di sekitar nukleusnya hingga tahun 1940-an," imbuhnya.
Irene Curie dan Frederic Joliot, menemukan tentang Radionuklida buatan, dan di tahun berikutnya, Enrico Fermi menemukan bahwa variasi yang lebih besar dari radionuklida buatan dapat terbentuk ketika neutron digunakan sebagai pengganti proton.
Perkembangan tahun 1939 memicu aktivitas di banyak laboratorium. Otto Hahn dan Fritz Straßmann dari Jerman menunjukkan bahwa fisi nuklir tidak hanya melepaskan banyak energi, tetapi juga melepaskan neutron tambahan yang dapat menyebabkan fisi di inti uranium lain dan mungkin reaksi berantai mandiri yang mengarah pada pelepasan energi yang sangat besar.
Baca Juga: Ini Mungkin 'Kubus Heisenberg' Program Nuklir Gagal Nazi, Kata Ilmuwan
Bagian yang tersisa dari konsep fisi atau bom atom diberikan pada tahun 1939 oleh Francis Perrin yang memperkenalkan konsep massa kritis uranium yang diperlukan untuk menghasilkan pelepasan energi yang mandiri.
"Teorinya dikembangkan oleh Rudolf Peierls di Birmingham University dan perhitungan yang dihasilkan sangat penting dalam pengembangan bom atom," jelasnya.
Baca Juga: Tradisi Hitung Mundur Jelang Tahun Baru Berasal dari Uji Bom Atom
Faktanya, meski fisi nuklir dan bom atom banyak dikembangkan di Eropa, uji coba ledakan nuklir pertama dilakukan oleh Amerika Serikat. Bom nuklir pertama diledakkan di New Mexico, di Alamogordo pada 16 Juli 1945, yang disebut uji coba nuklir Trinity.
"Adapun upaya Amerika Serikat untuk mengembangkan senjata nuklir, didorong dari ketakutan Amerika Serikat terhadap Nazi Jerman yang telah menemukan formulasi fisi atom sebelumnya," tutupnya.
Ledakan besar nuklir Trinity itu sangat dahsyat hingga menyebabkan kilatan cahaya yang lebih terang dari kondisi bumi pada saat terik matahari di siang hari. Ledakan itu juga menyebabkan lubang kawah raksasa di New Mexico.
Komentar
Posting Komentar